Fachrori : Penggunaan Bahasa Indonesia 2 Tahun Terkahir Rendah
SUARA JAMBI – Pelaksana Tugas Gubernur Jambi Fachrori Umar mengatakan, pengembangan bahasa Indonesia merupakan tanggung jawab semua warga negara. Hal itu disampaikanya saat menghadiri syukuran penerimaan penghargaan Adibahasa 2018 untuk Provinsi Jambi, Kamis (27/12/2018) di aula kantor Bahasa Jambi.
Sebelumnya, Fachrori Umar sangat mengapresiasi penghargaan Adibahasa yang telah diraih. Namun disisi lain akan adanya tantangan kedepannya seperti yang diungkapkan Kepala Badan Penelitian Kemendiknas, Ramly Mansyur.
“Dalam 2 tahun terakhir pelajaran bahasa Indonesia memiliki nilai rata-rata lebih rendah jika dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain sehingga menjadi momok bagi siswa, hal ini terlihat dari hasil UN 2011. Selain itu tidak hanya kemampuan bahasa Indonesianya rendah, kemampuan bahasa Indonesia para guru juga kurang optimal dari laporan uji kemahiran bahasa Indonesia oleh pusat bahasa Kemendiknas 2011, dari 2000 guru bahasa Indonesia dari 14 provinsi yang menjadi sampel, menunjukkan tingkat kemahiran berbahasa Indonesia bagi para guru hanya memiliki rentang 225-749 dengan predikat sangat unggul semenjana tidak ada predikat istimewa 816-900,” sebut Fachrori.
Maka dari itu melalui momen ini, Fachrori menegaskan kembali pentingnya Bahasa Indonesia dengan kaidah yang baik dan benar. Terlebih tantangan yang dihadapi di era globalisasi dalam melestarikan bahasa Indonesia yang sesuai dengan kaidah tidaklah mudah.
“Saya mengajak mari kita galakkkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar mulai dari diri sendiri, pemerintah dan masyarakat,” tutur Fachrori.
Sementara itu, Kepala Kantor Bahasa Jambi, Syaiful Bahri Lubis mengatakan, penghargaan Adibahasa telah diterima Provinsi Jambi melalui Sekda Provinsi Jambi pada 28 Oktober 2018 lalu di Jakarta dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
“Provinsi Jambi meraih penghargaan Adibahasa dari Kementerian Pendidikan kategori jumlah penduduk menengah, penghargaan ini diselenggarakan setiap lima tahun sekali,” kata Syaiful.
Syaiful mengatakan bahwa meraih penghargaan Adibahasa bukan hal yang sulit. Namun mempertahankan penghargaan agar tidak direbut Provinsi lain menjadi tantangan dan tanggung jawab bersama.
“Saya bergarap penghargaan Adibahasa dapat menjadikan masyarakat semakin membudayakan bahasa Indonesia dalam kehidupan Sehari-hari,” tutur Syaiful. (Zal)
Komentar