SUARA TEBO – Persoalan turap di Desa Teluk Rendah Pasar, Kabupaten Tebo menjadi perhatian publik saat ini. Pasalnya hingga kini perbaikan proyek turap yang rubuh itu terhenti.
Selain rubuh didalam masa pemeliharaan dan pembuatan, kini perbaikan turap juga terlihat mangkrak. Tanah timbunan yang dikeruk dari turap itu kini mengganggu pengguna jalan.
Tak hanya itu, kabar terbaru yang tak mengenakkan datang dari pengangkut tanah timbunan turap tersebut.
Kabarnya, beberapa sopir yang mengangkut tanah timbunan tersebut tidak dibayarkan oleh pemborong (kontraktor).
Informasi yang dihimpun dilapangan, ada tiga mobil Dum truk yang mengangkut tanah timbunan yang hingga kini diduga tidak dibayar oleh rekanan.
“Sampai kini belum dibayar. Dak tau berapo jumlahnya, soalnyo bukan sayo yang narik,” kata warga sekitar.
Informasi yang sumber ketahui, dalam satu mobil terdapat belasan hingga puluhan kali narik (angkut). Satu kali narik ongkosnya sekitar Rp40 ribu.
Alasan tidak dibayarkan ongkos angkut tanah tersebut karena pemborong belum mendapatkan uang dari kontraktor yang mengerjakan proyek itu.
“Rasanya mustahil kalau dana tidak ada. Itu proyek besar, Rp2,8 miliar lebih. Masa bayar ongkos amprah mobil dak bisa bayarnyo,” imbuhnya.
“Coba Abang hubungi sopirnya, biar lebih akurat informasinya,” sambungnya.
Seorang sopir saat dihubungi belum merespon panggilan dari awak media.
Untuk diketahui, pembangunan turap yang menggunakan dana APBD Provinsi Jambi itu terletak di Desa Teluk Rendah Pasar, Kabupaten Tebo nyaris ambruk, padahal pembangunan turap tersebut baru selesai dibangun oleh CV. Layagama Persada dengan konsusltan CV. Elsana Cipta Prima. Pengerjaan tersebut dilakukan selama 103 hari terhitung 16 September 2021 lalu dengan anggaran Rp2.808.080.368,08.
Setelah nyaris ambruk, kini pembangunan turap tersebut terbengkalai. Setelah dibongkar usai nyaris ambruk kemarin, kini tidak pernah dikerjakan lagi.
Tumpukan tanah yang dikeluarkan dari turap ditarok dipinggir jalan, sehingga mengganggu pengguna jalan. Terlebih dimusim hujan seperti sekarang ini, dimana tumpukan tanah itu membuat jalanan menjadi becek.
Warga setempat menyebut jika saat ini sudah tidak terlihat lagi ada pekerja yang mengerjakan turap tersebut.
“Sudah seminggu lebih dak kerjo. Kini tanah bongkaran turap itu meluber kejalan,” kata warga setempat.
Terkait perbaikan turap itu, warga meminta agar segera direalisasikan sebab mengingat saat ini musim penghujan dan takut berimbas kepada rumah warga yang terletak tak jauh dari turap tersebut.
“Kita minta rekanan kontraktor bekerja sesuai dengan ketentuan dan spesifikasi sesuai dengan yang ada RAB,” pungkasnya.
Untuk diketahui, rekanan kontraktor ini sudah dipanggil dan diperiksa Kasi Pidsus Kejari Tebo beberapa waktu lalu. (*)
Komentar