Fahmi Membenarkan Itu Rekaman Suara Dirinya..!!!

P- Diduga Kapolsek Minta Dua Ribu Per Yunit Untuk Pembangunan Posko Lebaran

SUARA BUNGO – Terkait menyebarnya rekaman salah satu pelaku Penambang Emas Tanpa Izin (PETI) menggunakan alat berat jenis Exscavator di Desa Batu Kerbau dan Dusun Baru, Kecamatan Pelepat, Kabupaten Bungo beberapa waktu lalu, Fahmi membenarkan itu suara rekaman dirinya.

“Iyo klo rekam suaro tu benar bg..
Tapi bahasa polsek mintak dkdo cuma ambo dengan kawan pemain cuma ingin membantu cuma itu bg. Tapi sampai saat kini dkdo terlaksana. Dkdo pernah terkumpul samo sekali..Ambo jugo bigung kok rekaman tu bisa mencuat.. Macam ni nian.. Pdahal bendo tu dkdo..,” ungkap Fahmi via WhatsApp, Selasa (16/4/2024).

Ditanya terkait berapa unit alat berat yang beroperasi di Batu Kerbau saat itu, dirinya mengatakan ada 14 unit.

“Setahu ambo tu bg Yang terakhir ko Cuma 14 unit bg. Banyak nan kabur pas nak pembayaran. Kimi ko yang main dikit setoran dak sebarapo.. Tapi banyak yang degil.. Banyak nak apo kato dio lah.. Jadi payah bg.. Dan jugo kami dkdo pakai pengurusan waktu jaman aben dulu jadi dkdo teratur.. Tu lah setahu ambk bg,” jelasnya.

Baca Juga :  Polres Bungo Hanya Amankan 1 Unit Excavator dan 1 Orang Operator PETI di Batu Kerbau

Ditanya terkait siapa yang berkomunikasi dengan dirinya saat itu, apakah kapolsek atau kanit, dirinya berkilah bahwa tidak ada yang berkomunikasi dengan dirinya, melainkan itikat baik dirinya bersama rekannya saja yang ingin membantu.

“Bukan pak kapolsek bukan bg sugeng.. Bahas penyampaian itu be salah bg.??,” tambahnya.

“Rekaman itu lah ambo hapus bg..
Di karna kan salah penyampaian tadi.. Rumpo nyo ado pulo kanti penghianat di grub bg,” jelasnya pula.

“Inti nyo dana yang nak di kumpulkan dkdo bg.. Itu lah inti nyo, Brapo menit nian lah percakapan itu ambo kirim baru sadar, Ambo dengar ulang lagi cakap ambo tu salah bg. Langsung lah ambo hapus,” jelasnya lagi.

Fahmi juga mengatakan, bahwa sebenarnya dirinya bisa tuntut balik kepada penyebar rekaman suara dirinya itu.

Baca Juga :  Pendemo Nilai Dewan dan APH tak Serius Berantas PETI di Batu Kerbau

“Seandainya ambo tuntut balik.. Bisa bg.. Tapi ambo masih mikir bg.. Memang pekerjaan ini kan salah.. Yang sudah sudah… Tapi itu trus di ulang ulang,” tambahnya.

“Kalu alat ambo ciek lah bg. Jadi ambo kok di piral kan jadi tukang pingut upeti.. Padahal dak bg.. Dkdo hasil jadi pengurus dak bg..
Awak payah kanti” Berburuk sangko jugo dengan kito. Jadi untuk apo bg jadi pengurus.. Punyo ambo be dak terurus apo lagi nak ngurus punyo orng bg..,” pungkasnya.

Untuk diketahui, bahwa bukan rahasia umum lagi, para pemodal PETI di Batu Kerbau ini di anggap sebagai ladang basah bagi para oknum-oknum APH untuk mencari keuntungan pribadi.

Padahal sudah sangat jelas, berdasarkan rekaman suara yang beredar via WhatsApp itu, terindikasi memang ada instruksi yang diduga dari oknum anggota Polsek Pelepat kepada pelaku aktivitas PETI tersebut.

Dalam rekaman itu, seolah-olah Fahmi diduga sebagai koordinator untuk mengumpulkan dana dari setiap bos pemilik alat berat yang beroperasi diwilayah batu kerbau.

Baca Juga :  Ini Yang Dikatakan Bupati Ketika Safari Jumat dan Meresmikan Jembatan

Juga dalam rekaman suara itu Fahmi mengatasnamakan Kaplsek untuk meminta sejumlah uang sebesar Rp2 juta/alat berat yang bekerja di dusun Batu Kerbau dengan dalih untuk pembangunan pos Pengamanan Lebaran Idul Fitri.

“Ambo sampaikan sekali lagi masalah WA ambo duo malam yang lewat, Kapolsek minta dua ribu per yunit untuk pembangunan posko lebaran yang bertempat depan polsek pelepat. Paling lambat dikumpulkan 10 hari mau lebaran. Itu informasinyo akurat, kalau ado alhamdulillah kalau dakdo yo untuk tindak selanjutnyo dak taulah, kalau untuk ambo ado, untuk kanti-kanti jangan salahkan ambo karno ambo sudah menginformasikannyo,” inilah isi percakapan dalam rekaman tersebut.

Sayangnya, beberapa waktu lalu, Kapolsek Pelepat IPTU Adha Fristanto saat dihubungi via telpon beberapa kali namun tidak di angkat. Awak media juga sudah melayangkan pesan singkat melalui sms, namun tidak di balas.

Diminta kepada Propam Polres Bungo maupun Propam Polda jambi agar menelusuri terkait dugaan tersebut. (Oni)

Komentar