SUARA JAMBI – Seratus program kerja Gubernur Jambi Fachrori Umar perlu memperhatikan tiga variabel dalam mejalankan roda kepemerintahan kedepannya. Tiga variabel itu yakni, gaya kepemimpinan, hubungan antara pimpinan dan bawahannya serta bagaimana perilaku bawahan,” kata Mahasiswa pasca sarjana program Doktoral Universitas Jambi, Oldy Arnoldy, Senin (18/2/2019).
Untuk diketahui, Gubernur Jambi Fachrori Umar baru saja dilantik oleh Presiden RI Joko Widodo beberapa waktu lalu tepatnya pada 13 Februari 2019 di Istana Negara, Jakarta.
Menurut dia, gaya kepemimpinan harus bisa mempengaruhi prilaku bawahan itulah sesungguhnya kinerja, artinya pimpinan harus bisa menilai bawahan apakah ada kemajuan atau kemunduran. Di sisi lain pemimpinan harus mempunyai hubungan dengan bawahan agar bisa sama-sama menetapkan tujuan untuk tercapai sesuai dengan visinya. Maka dengan sendirinya prilaku bawahan siap memajukan organisasi.
“Hubungan itu yang perlu, kalau itu terjadi secara mikro maka pembangunan secara makro akan terus tumbuh dan pertumbuhan makro pasti didorong mikro,” katanya.
Pertumbuhan mikro inilah yang bersifat gaya kepemimpinan hubungan bawahan dan atasan, serta prilaku bawahan. Namun, kalau tanpa adanya ketiga variabel itu akan terjadi hubungan transaksional dalam artian segala sesuatu akan ditukar dengan nilai ekonomi dan yang terjadi kinerja akan buruk alias tujuan jauh dari harapan. Karena semua lembaga panutannya dari visi dan misi pemimpin.
“Di masa awal kemipinan Gubernur harus tegas agar pada akhirnya tujuan sesuai dengan harapan. Kalau mencela-mencela, apaan nanti (yang terjadi). Karena pemimpin sebagai jembatan dan pemimpin juga sebagai pos kesepakatan bersama mau di bawa kemana Jambi ini kedepannya,” harapnya.
Pemimpin berperan sebagai jembatan tujuan sesuai dengan visi-misinya, Jambi juga harus mampu bersaing dengan daerah di provinsi lain, kalau begini aja apa yang terjadi pada Jambi. Kita melihat pembangunan tidak ada yang populer dan harus punya daya saing. Mari bersama mengawal pembangunan baik jangka menengah dan panjang.
“Seorang pemimpin harus memiliki manajemen dan strategi, kalau tidak, maka kita hanya menjadi strategi orang lain untuk mengambil peluang. Mengkritisi ini demi untuk kemajuan negeri Jambi sendiri,” pungkasnya. (Zal)
Komentar