SUARA BANGKO – Bupati Merangin, H. Al Haris mengaku tidak rela kualitas pendidikan di Kabupaten Merangin menjadi turun, hanya karena pandemi Covid-19. Untuk itu, Bupati Al Haris berharap semua sekolah bisa menerapkan belajar secara tatap muka di sekolah.
Untuk memastikan kesiapan sekolah belajar secara tatap muka, Bupati melihat langsung proses belajar mengajar secara tatap muka di Sekolah Dasar (SD) Negeri 02 Merangin dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 01 Merangin, Selasa (9/3/2021).
“Merangin sudah Zona Hijau. Hari ini saya ingin pastikan murid SD mulai dari kelas satu sampai kelas enam, bisa mengikuti proses belajar mengajar secara tatap muka di sekolahnya masing-masing,” ujar Bupati Al Haris saat memantau belajar secara tatap muka di SDN 02 Merangin.
Lanjut Al Haris, begitu juga dengan pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP), mulai dari kelas satu sampai kelas tiga sudah bisa mengikuti proses belajar mengajar secara tatap muka di sekolah.
Kata Al Haris, belajar secara daring selama ini tentu memiliki tantangan tersendiri. Siswa tidak hanya membutuhkan suasana di rumah yang mendukung untuk belajar, tetapi juga koneksi internet yang memadai.
Murid yang selama ini tidak mengenal hanphone, dengan belajar sistem daring jadi paham mengoperasikan handphone androit. Tidak sedikit pula murid yang sudah mengenal androit itu, jadi salah menggunakannya.
“Sudah banyak murid-murid kita yang pikirannya menyimpang, pengaruh dari handphone androit, karena banyak fiktur-fiktur yang tidak benar di handphone androit tersebut,” ujar Bupati.
Namun demikian, Bupati Al Haris meminta kepada para kepala sekolah, untuk mengurangi jam belajar, misalnya yang tadinya satu jam pelajaran itu 40 menit, dikurangi menjadi 30 menit. Begitu juga jumlah murid perkelasnya juga bisa dikurangi, sehingga ada jarak.
Bagaimana dengan anak Taman Kanak-kanak (TK)? Diterangkan Bupati, untuk anak TK yang berada di dalam Kota Bangko dan pusat keramaian lainnya belum bisa sepenuhnya menerapkan proses belajar mengajar secara tatap muka di sekolah.
“Kalau untuk sekolah TK yang berada di desa terpencil, sudah bisa belajar secara tatap muka, karena sekolah itu tidak banyak dikunjungi oleh banyak orang. Kalau TK dalam kota, masih sering dikunjungi banyak tamu, masih rawan bagi anak-anak,” pungkasnya. (SBS/Adv)
Komentar