SUARA BUNGO – Polemik dugaan Pungutan Liar (Pungli) Rp518 ribu yang dibebankan kepada 45 orang Pelajar di Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Muara Bungo, semakin menarik dan sampai saat ini para pelajar masih tetap ditangih agar membayar iuran tersebut.
Pantauan dilapangan, dari puluhan pelajar yang sudah terjaring untuk mengikuti pawai HUT Kemerdekaan RI ke-79, dikabarkan sekitar sembilan orang pelajar sudah dikeluarkan padahal mereka sudah mengikuti latihan hampir tiga Minggu. Ironisnya lagi, sampai saat ini iuran tersebut masih terus ditangih dan diwajibkan karena ketentuan tersebut dikabarkan sudah menjadi keputusan pihak Komite SMPN 1 Muara Bungo.
Salah satu orang tua pelajar mengatakan, bahwa sampai saat ini anaknya diminta untuk tetap membayar iuran Drumband. Dia juga mengatakan bahwa dirinya tidak mampu membayar iuran tersebut karena dirinya sudah mengeluarkan biaya lain untuk anaknya.
“Biaya lain sudah banyak dikeluarkan. Untuk bayar sekaligus cukup berat, tapi jika pihak sekolah bersedia dibayar dicicil, atau dikurangi nominalnya mungkin kami tidak merasa keberatan,” terangnya.
Terpisah, Ketua Komite SMPN 1 Muara Bungo, Tabroni Yusuf ketika dikonfirmasi wartawan membenarkan bahwa pihaknya telah melakukan rapat dengan orang tua para pelajar yang mengikuti pawai Drumband dalam memeriahkan HUT RI ke-79. Menurutnya iuran atau sumbangan tersebut tidak ada paksaan dan jangan menjadi halangan besar untuk mengembangkan bakat dan keahlian para pelajar.
“Ya, hasil rapat memang ada iuran. Namun iuran itu tidak ada paksaan dan bagi yang tidak mampu juga tidak dipaksakan untuk membayar. Iuran tersebut digunakan salah satunya untuk melengkapi peralatan-peralatan,” ujar Tabroni.
Ketika disinggung adanya informasi yang menyebutkan bahwa sudah ada beberapa pelajar yang terjaring untuk mengikuti pawai Drumband sudah dikeluarkan lantaran tidak membayar iuran? Tabroni berharap informasi tersebut tidak terjadi. Malahan dirinya berharap agar semua pelajar yang sudah berlatih drumband bisa mengikuti pawai nantinya.
Dirinya juga berharap agar pihak sekolah bisa memberikan keringanan atau opsi lain terhadap pelajar-pelajar yang akan mengikuti pawai Drumband namun mereka tidak bisa membayar iuran. Menurutnya tidak semua pelajar memiliki kemampuan tapi mereka punya kemauan.
“Kami berharap pihak sekolah bisa memberikan keringanan, karena tidak semua pelajar memiliki kemampuan. Kami berharap semua pelajar yang sudah latihan biarkan ikut pawai Drumband nantinya dan jangan ada hambatan apalagi masalah iuran,” terangnya.
Berita sebelumnya, pelatih Drumband SMPN 1 Muara Bungo, Juanda ketika dikonfirmasi terkait adanya peserta Drumband yang dikeluarkan hanya karena tidak membayar iuran, dirinya hanya menyarankan agar mengkonfirmasikan hal itu dengan Ketua Komite SMPN 1 Muara Bungo.
“Saya cuma pelatih bang, coba tanyakan langsung dengan Ketua Komite,” tuturnya.
Informasi yang didapatkan awak media dilapangan, bahwa yang mengeluarkan siswa dari grup drumband jika tidak membayar iuran itu diduga pelatih yakni, Juanda.
Sayangnya Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Muara Bungo, Tarmizi belum bersedia untuk dimintai keterangan terkait banyaknya dugaan pungli yang ada di SMPN 1 Muara Bungo. (Kiting)
Komentar