Abstrak
Salah satu persoalan krusial bangsa Indonesia, terutama yang berkaitan dengan penyiapan SDM siap kompetisi di era global adalah krisis nilai-nilai karakter bangsa. Pada saat ini, bangsa Indonesia sedang mengalami krisis nilai-nilai karater bangsa, yang ditandai dengan semakin maraknya kejahatan dan tindakan-tindakan lain yang tidak mencerminkan nilai-nilai karakter bangsa, yang dilakukan oleh orang-orang berpendidikan dan ada yang punya jabatan strategis dipemerintah atau masyarakat. Kita tak bisa lagi menghitung dengan jari beberapa pejabat daerah, pusat maupun anggota Dewan yang terhormat yang dihukum karena keterlibatannya dalam perkara kriminal, korupsi dan penyalahgunaan jabatan.
Persoalan diatas juga terjadi dilingkungan persekolahn. Misalnya kebocoran soal, dibentuknya tim sukses di sekolah untuk mensukseskan ujian nasional, dimana realita ini mnunjukkan bahwa institusi pendidikan belum berhasil menyiapkan lulusan yang memiliki komitmen dan bermoral tinggi. Sendi-sendi yang menopang sebuah bangsa diantaranya adalah berupa karakter dan mentalitas masyarakatnya, hal tersebut menjadi pondasi yang kukuh dari tata nilai bangsa tersebut. keruntuhan sebuah bangsa ditandai dengan semakin lunturnya tata nilai dan karakter bangsa tersebut, walaupun secara fisik bangsa tersebut masih berdiri tegak. Karakter dan mentalitas masyarakatnya yang kukuh dari suatu bangsa tidak terbentuk secara alami, melainkan melalui interaksi sosial yang dinamis dan serangkaian program pembangunan yang diarahkan oleh pemimpin bangsa tersebut.
Banyak faktor tentunya yang memberikan pengaruh besar terhadap kehandalan karakter dan mental rakyat suatu bangsa. Secara eksternal, faktor fenomena globalisasi merupakan faktor paling strategis yang membawa pengaruh besar terhadap tata nilai, karakter dan mentalitas suatu bangsa. Sebagian kalangan menggangapnya sebagai ancaman yang berpotensi menggulung tata nilai, tradisi, dan karakter bangsa dan pada akhirnya menggantikannya dengan tata nilai pragmatism, materialism,dan neoliberalisme yang merusak jati diri dan karakter bangsa yang sebelumnya menjadi identitas. Namun, sebagian lainnya menilai positif adanya fenomena revolusi indudtri 4.0, bahkan banyak kalangan menilai revolusi industry 4.0 sebagai suatu keniscayaan yang tidak bisa tidak harus dijalani dan masyarkat juga harus cepat beradaptasi pada perubahan yang terjadi pada revolusi industry 4.0.
Adapun faktor internal yang berpengaruh besar terhadap pembentukan karakter bangsa diantaranya adalah arah pembangunan dunia pendidikan. Pembangunan yang bertata nilai merupakan esensi dari suatu pemahaman pembangunan yang sepenuhnya berorientasi pada mnusia sebagai subyek pembangunan atau lazim dikenal dengan human oriented development. Tanpa adanya orientasi demikian, maka pembangunan hanya akan mencakup tataran fisik dan tanpa disertai adanya pembangunan budaya serta peningkatan standar nilai kehidupan masyarakatnya. Hal yang mendominasi terhadap performance manusia sebagai subyek pembangunan yang bertata nilai tersebut tiada lain adalah pendidikan.
Dengan Pendidikan, karakter manusia sebagai individu dan sebagai masyarakat dapat dibentuk dan diarahkan sesuai dengan tuntutan ideal bagi proses pembangunan . Karakter manusia secara individu akan memberikan sumbangan besar terhadap pembentukan karakter bangsa yang bermartabat dan menajdi factor pendukung bagi proses percepatan pembangunan suatu bangsa.
Dalam konteks pendidikan nasional, dinamika perkembangan dunia pendidikan belum lama ini diwarnai oleh lahirnya Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. UU ini lahir dengan mempertimbangkan bahwa pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan upaya mencerdasakan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia indonesiayang beriman di lingkungan pendidikan tinggi, bertaqwa dan berakhlak mulia serta menguasai ilmu pengetahuan, teknologi dan seni terutama ditengah revolusi industry 4.0 sehingag menuju masyarakat yang maju, adil, makmur ditengah kompetisi yang semakin menjadi-jadi, namun tetap harus tetap belandaskan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Selain itu dalam rangka menjamin perluasan dan pemerataan akses, peningkatan mutu Tenaga pendidik dan kurikulum yang di kuatkan kembali dengan nilai yang bersumber dari identitas bangsa yang dalam setiap Kurikulum maupun RPS yang dibuat oleh dosen selalu disisipkan sebuah nilai yang menjadi ciri khas karakter bangsa yang dapat diwariskan dalam proses pembelajaran.
Revolusi industry pertama yang dimulai sejak 1784 memperkayakan air dan kekuatan uap untuk mekanisme system prosuksi. Revolusi Industri kedua yang dimulai tahun 1870 menggunakan daya listrik untuk meningkatkan produksi masal. Sedangkan Revolusi Industri ke tiga yang dimulai tahun 1969 menggunakan kekuatan elektronik dan teknologi informasi untuk otomatisasi proses produksi. Sekarang dunia telah memasuki era baru Revolusi Industri ke empat, dimana kekuatanya bertopang pada bersatunya bebarapa teknologi yang menjadi sebuah revolusi dibidang digital.
Revolusi Industri keempat bertopang pada Revolusi Industri ke tiga, dengan ciri transformasi yang erbeda dari revolusi sebelumnya. Ada tiga hal yang membedakan. Pertama, inovasi dapat dikembangkan dan menyebar jauh lebih cepat dari sebelumnya. Kecepatan terjadinya terobosan-terobosan baru pada era ini terjadi pada skala eksponensial dan bukan lagi pada sk ala liner. Kedua, penurunan biaya produksi marjinal dan munculnya platform yang dapat menyatukan dan mengkonsentrasikan beberapa bidang keilmuan terbukti meningkatkan output pekerjaan. Transfromasi ini mengakibatkan perubahan dengan ruang lingkup yang begitu luas sehingga menyebabkan perubahan seluruh system produksi, manajemen, maupun tata kelola. Ketiga, Revolusi secara global ini akan berpengaruh besar dan terbentuk di hampir semua negara di dunia, dimana cakupan transformasi ini terjadi pada setiap bidang industry, dan bahkan akan mempunyai dampak menyeluruh pada level system di banyak tempat.
Akibatnya, Revolusi Industri keempat mempunyai potensi untuk memberdayakan individu dan masyarakat, karena ia dapat menciptakan peluang baru bagi ekonomi, sosial, maupun pengembangan pribadi. Tetapi ia juga bisa menciptakan pengkerdilan dan marjinalisasi beberapa kelompok, memperburuk ketimpangan sosial, menciptakan resiko keamanan yang baru, serta dapat merusak hubungan antar manusia.
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar. Silabus berisikan komponen pokok yang dapat menjawab pertanyaan berikut.:
1. Kompetensi yang akan ditanamkan kepada peserta didik melalui suatu kegiatan pembelajaran
2. Kegiatan yang harus dilakukan untuk menanamkan/membentuk kompetensi tersebut
3. Upaya yang harus dilakukan untuk mengetahui bahwa kompetensi tersebut sudah dimiliki peserta didik Silabus bermanfaat sebagai pedoman sumber pokok dalam pengembangan pembelajaran lebih lanjut, mulai dari pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan pengembangan sistem penilaian.
Rencana pembelajaran Semester (RPS) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup satu kompetensi dasar yang terdiri atas satu indikator atau beberapa indikator untuk satu kali pertemuan atau lebih.
RPS merupakan persiapan yang harus dilakukan Dosen sebelum mengajar. Persiapan disini dapat diartikan persiapan tertulis maupun persiapan mental, situasi emosional yang ingin dibangun, lingkungan belajar yang produktif, termasuk meyakinkan pembelajar untuk mau terlibat secara penuh. Rencana Pembelajaran Semester dengan silabus mempunyai perbedaan, meskipun dalam hal tertentu mempunyai persamaan. Silabus memuat hal-hal yang perlu dilakukan siswa untuk menuntaskan suatu kompetensi secara utuh, artinya di dalam suatu silabus adakalanya beberapa kompetensi yang sejalan akan disatukan sehingga perkiraan waktunya belum tahu pasti berapa pertemuan yang akan dilakukan. Sementara itu, rencana pelaksanaan pembelajaran adalah penggalan-penggalan kegiatan yang perlu dilakukan oleh guru untuk setiap pertemuan. Didalamnya harus terlihat tindakan apa yang perlu dilakukan oleh guru untuk mencapai ketuntasan kompetensi serta tindakan selanjutnya setelah pertemuan selesai.
Revolusi Industri dibidang dunia IT sangat berkembang dengan cepat kalau kita tidak mengikutinya, maka kita akan ketinggalan dari Negara lain dan hal ini dapat dilihat dari makin tertinggalnya bangsa kita dalam bidang teknologi yang sekarang ini semakin berkembang dan bangsa kita belum bisa mengikutinya bahkan diperkirakan sudah ketinggalan selama kurang lebih dua puluh tahun dibidang teknologi dan banyak hal yang membuat bangsa kita ketinggalan dibidang IT ini, hal ini membuat kita harus mengalami percepatan dalam bidang teknologi terutama dalam Sumber Daya Manusia terutama peserta didik yang menjadi penerus pembangunan dan mengantikan tongkat esatafet kepemimpinan.
Perlunya Kurikulum yang berbasis karakter yang diberikan pada setiap mata kuliah yang diajarkan di perguruan tinggi terutama pemberian mata kuliah tentang entrepreuner yang didalamnya memberikan nilai karakter dan penempatan problem solving dalam setiap permasalahan dan mengatasi sebuah fenomena yang terjadi, dan perkembangan teknologi di revolusi ke 4.0 ini telah mengubah dalam banyak hal kehidupan manusia, sebagai contoh saja dibidang transportasi dengan semakin mudahnya mengakses transportasi dalam bentuk Go-jek atau transportasi online yang sangat mempengaruhi semua sendi dalam kehidupan kita.
Ada sedikit jika kita kembali kepada beberapa teori yang menyatakan tentang perubahan “ Change or Die “ yang dituliskan oleh Rhenald kasali menyatakan bahwa kita tidak bisa menghalangi perubahan itu karena kita harus bisa mengikuti perkembangan perubahan itu karena kalau kita tidak mengikutinya, maka kita akan tertinggal sangat jauh dan kita harus mengejar ketertinggalan itu, banyak sekali hal yang sudah berubah di revolusi industry ke 4.0 yang mengubah sendi kehidupan kita dibidang perbankan yang selama ini dilayani oleh orang dan sekarang sudah diganti dengan peran robot yang mengantikan peran manusia dan masih banyak lagi hal yang menyebabkan perubahan dalam bidang industri baik produk maupun jasa, dan untuk menjadi pengusaha saja kita tidak perlu mempunyai perusahan atau modal yang besar dan cukup dengan aplikasi penjualan yang harus kita punyai sebagai contoh Buka lapak.com, Toko pedia dan bisnis dibidang e-Comerce yang semakin marak saat ini menjadi persaingan yang membuat semakin maraknya bisnis-bisnis online yang membuat dunia entrepreuner semakin marak.
Makin maraknya perkembangan didunia IT, ini membuat dunia pendidikan terutama dalam bidang pendidikan tinggi yang menjadi tertantang dalam menghadapi kondisi saat ini dengan memuat kurikulum yang disesuaikan dengan kondisi di abad 21 dan semakin maraknya perkembangan dunia IT yang tidak bisa terbendung lagi, para dosen seharusnya dapat membuat RPS dan Silabus yang disesuaikan dengan kondisi saat ini, dan hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi para dosen yang berhome base di diluar daerah yang sangat kurangnya akses informasi yang membuat PTS yang ada di daerah menjadi tertinggal dalam bidang IT dan ketertinggalan ini harus cepat dikejar kalau tidak kita sebagai dosen yang ada didaerah akan jauh tertinggal dan perubahan akan membuat kita akan tertinggal bila tidak ikut mengikuti perubahan tersebut.
Dosen yang mempunyai tugas transfer of knowledge saat ini menjadi sangat bomerang bila mahasiswa yang menjadi peserta didik malah lebih tahu dibanding dosen yang mendidiknya dan hal ini membuat perkembangan teknologi membuat dosen menjadi tertinggal bila tidak mengikuti perubahan dan bukan tidak mungkin bila dosen tidak berubah dalam hal inovasi mengajar dalam penggunaan Teknologi yang berkembang pesat saat ini, maka dosen itu bisa saja dinggap tertinggal bila tidak mengikuti perubahan tersebut. Dan sebagai dosen yang bertugas mentransfer knowledge hendaknya kita mengikuti perubahan terus dan mau belajar dalam pekembangan teknologi yang semakin pesat supaya dosen tidak tertinggal bila tidak mengikuti perubahan tersebut.
Model RPS Berbasis Nilai
Dari serangkaian Learning activity yang didalamnya terdapat nilai yang akan dimasukkan dalam setiap bentuk kegiatan di lapangan dan pada mata kuliah Metodologi Penelitian sosial ini dilakukan pada pertemuan ke empat yang didalamnya banyak memasukan nilai yang akan didapatkan oleh mahasiswa dan dari serangkaian aktivitas yang ada akan membuat mahasiswa akan lebih memahami dari sebuah nilai atau lebih yang terdapat dalam sebuah Rencana Pembelajaran Semester (RPS).
Dalam revolusi industi 4.0 ini materi pembelajaran yang diberikan di setiap RPS yang direncanakan oleh dosen akan sangat mempengaruhi hasil dari sebuah nilai atau value yang akan didapatkan oleh mahasiswa dalam setiap learning activity dan outcome yang akan didapatkan oleh setiap peserta didik dan ini sangat berperan pada setiap kegiatan yang akan dilakukan dan dosen sebagai pengendali dari role of game yang akan di lakukan disetiap learning activity yang dilakukan baik didalam ruangan maupun diluar ruangan dan membuat pembelajaran yang diberikan akan semakin menarik dan setap nilai yang ada dalam proses pembelajaran akan lebih mendalam dan merasuk ke jiwa mahasiswa atau peserta didik dalam mengambil nilai yang terdapat dari sebuah out come pembelajaran yang didapatkan dari sebuah RPS yang sudah direncanakan dan desain oleh dosen untuk membekali mahasiswa atau peserta didik di tengah revolusi industri 4.0 yang tengah mendera saat ini.
Penulis : Dr. Hamirul
Dosen STIA Setih Setio Muara Bungo